A. SKETSA
1. Pengertian Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian – bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-ide nya kedalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.[1]
Seorang guru bisa saja menerangkan proses perkembangbiakan kupu-kupu secara lisan/verbal. Kalau mau jelas tentu saja sebaiknya menunjukkan benda-benda sebenarnya, kupu-kupu, telur, ulat, kepompong serta proses itu sendiri. Kalau itu tidak mungkin, guru bisa menunjukkan gambar/fotonya. Tetapi itu memerlukan waktu dan biaya. Sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.[2]
Seorang guru bisa saja menerangkan cara rukuk atau sujud yang baik secara lisan/verbal. Kalau mau jelas tentu saja sebaiknya dengan langsung praktek, tetapi terlebih dahulu boleh ditunjukkan sketsa orang sedang rukuk atau sujud. Mengapa tidak gambar ? Hal ini antara lain karena factor kemampuan guru PAI yang mungkin kesulitan untuk membuat gambar orang yang rukuk atau sujud. Contoh lain penggunaan media sketsa ini dalam pembelajaran PAI adalah dalam pembelajaran Fiqh Ibadah dengan materi bahasan tentang pemeliharaan jenazah, terkait dengan tata cara mengafani jenazah, menyolatkan dan menguburkan. Ketika guru menjelaskan tata cara mengkafani jenazah guru bisa menggunakan media sketsa ini, demikian juga ketika menjelaskan tentang tatacara menyolatkan, dan menguburkan jenazah.
Contoh lain adalah ketika guru PAI menjelaskan tentang posisi rukun Islam digambarkan dengan sketsa rumah. Syahadat diibaratkan dengan pondasi, sholat dengan tiang, puasa sebagai dinding, zakat dengan pintu, dan haji dengan atap.
Sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.
2. Kelebihan, Kekurangan dan Manfaat Sketsa
Kelebihan dari media pembelajaran sketsa ini antara lain :
1. Sifatnya kongkrit.
2. Dapat mengatasi ruang dan waktu.
3. Dapat mengatasi pengamatan mata.
4. Dapat menjelaskan masalah.
5. Murah dan mudah.
- Dapat menarik perhatian murid
- Menghindari verbalitas
- Memperjelas penyampaian pesan
Kekurangan dari media pembelajaran sketsa adalah :
1. Hanya menekankan persepsi indera mata.
2. Jika bendanya / gerakannya kompleks kurang efektif untuk pembelajaran.
3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Manfaat dari media sketsa adalah :
1. Menarik perhatian pembelajaran.
2. Menghindari banyak verbalisme.
3. Memperjelas sajian pesan kepada pembelajar.
3. Penggunaan Sketsa Dalam Pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran, pengajar dapat menjelaskan sesuatu secara lisan atau verbal. Apabila pengajar ingin penjelasannya lebih jelas dan dapat menarik perhatian pembelajar, sebaiknya pengajar menunjukkan benda-benda sebenarnya. Tetapi apabila pengajar tidak dapat menunjukkan benda-benda sebenarnya, dapat menunjukkan gambar atau foto dari benda-benda sebenarnya, tetapi langkah ini memerlukan waktu dan biaya yang lebih banyak, maka pilihan menggunakan sketsa, adalah merupakan alternative yang menguntungkan dalam proses pembelajaran, sebab selain dapat dibuat pengajar sendiri secara langsung dan cepat. Pengajar juga sambil membuat dan kemudian menjelaskan pelajaran.[3]
Gambar skesta merupakan gambar ide awal untuk mengekspresikan gagasan tertentu ke dalam gambar disain. Merangkum aspek-aspek disain gambar awal yang memerlukan olahan lebih lanjut. Gambar sketsa merupakan sarana komunikasi awal untuk perancang (yang menggambar) maupun orang lain. Menggambar sketsa pada dasarnya adalah menarik garis dengan tangan bebas, tanpa dibantu mistar atau penggaris. Dengan demikian kualitas garis harus diperhatikan sesuai dengan karakter dan jenis gambar yang akan disajikan. Kualitas garis yang dibuat oleh pinsil akan ditentukan oleh tingkat kehitaman (ketebalan) garis dan lebar garis. Pada gambar sketsa, semua garis harus dimulai dan diakhiri dengan tegas dan harus mempunyai kaitan yang logis dengan garis lainnya dari awal sampai akhir. Bila dua garis membentuk sudut atau perpotongan, kedua ujungnya harus bertemu, tidak boleh kurang atau lebih.
Langkah-langkah untuk membuat garis lurus vertical maupun horizontal dalam gambar sketsa, sebagai berikut :
Tandai titik awal dan titik akhir. Buat beberapa gerakan percobaan antara kedua titik tersebut untuk menyesuaikan mata dan tangan dengan garis yang akan dibuat. Buat sketsa garis yang sangat tipis. Mulai dari titik awal sampai titik akhir. Tujukan mata ke titik akhir. Buat garis sketsa jadi dengan menghitamkan garis percobaan yang tipis tadi. Pada saat ini mata ditujukan pada ujung pensil digaris percobaan. Apabila ingin membuat garis lengkung yang bertemu dengan garis lurus, mulai dari ujung garis lengkung tadi, untuk menghindari titik pertemuan yang tidak tepat.
Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal maupun lengkung secara tipis-tipis. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kotak / kubus dalam keadaan tipis. Menebalkan garis-garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan. Dalam menggambar sketsa teknik kamu akan belajar menggambar dengan arah pandang isometris. Biasanya gambar dengan pandangan secara isometris dilihat pada posisi miring sehingga arah pandangan yang kelihatan bisa terlihat dari beberapa bidang yaitu bidang atas, bidang depan, dan bidang samping atau biasa disebut pandangan depan, pandangan atas, dan pandangan samping.
Prinsip dasar menggambar sketsa proyeksi isometris (proyeksi miring) adalah sebagai berikut.
Semua garis vertikal tetap kelihatan vertikal. Semua garis horizontal tetap kelihatan horizontal. Semua garis yang sejajar sumbu X, Y, Z dapat digambarkan berdasarkan skala atau proporsi tertentu. Dalam proyeksi isometric ketiga permukaan yang tampak mendapat perhatian yang sama. Pada proyeksi miring tampak sebuah bidang vertikal tetap sejajar dengan permukaan bidang gambar dan terlihat seperti keadaan sebenarnya.
Di bawah ini contoh arah pandangan isometris (proyeksi miring) yang terlihat beberapa sudut pandangannya. Untuk dapat menggambar sebuah benda dengan proyeksi miring (isometris) ada beberapa ketentuan. Sebuah garis vertikal akan tetap vertikal.
Semua garis yang miring ke bawah membentuk sudut 30 derajat terhadap horizontal atau cakrawala.
Semua garis digambar sesuai dengan ukuran sebenarnya atau pada skala yang sama.
Sisi yang tidak tampak digambar dengan garis putus-putus, sedangkan sisi yang nampak digambar dengan garis yang utuh. Ketebalan garis utuh digambar dua kali ketebalan garis putus-putus. Sisi yang tidak tampak dapat juga digambar dengan garis tipis dengan ketebalan kira-kira seperempat garis.[4]
B. POSTER
1.Pengertian Poster
Poster adalah gabungan antara gambar dan tulisan untuk menarik minat masyarakat. karya seni atau desain grafis yang mamuat komposisi dan huruf diatas kertas berukuran besar. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program keluarga berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster.
Poster dapat dibuat diatas kertas, kain, batang kayu, seng, dan lain-lain. Pemasangannya bisa di kelas, diluar kelas, dipohon, ditepi jalan dan di majalah. Ukurannya bermacam-macam, tergantung kebutuhan. Namun secara umum, poster yang baik hendaklah :
1. Sederhana
2. Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok
3. Berwarna
4. Slogannya ringkas dan jitu
5. Tulisannya jelas
6. Motif dan disain bervariasi.[5]
Salah satu kekuatan yang tampak pada media grafis sebagai cara penyampai pesan yaitu poster. Poster mampu mempengaruhi perilaku dan tata nilai masyarakat untuk berubah atau melakukan sesuatu. Hal ini membuat poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat kelebihan poster lebih menonjolkan kekuatan pesan,visual dan warna. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Nana Sudjana bahwa poster adalah media mengkombinasikan antara visual dan rancangan yang kuat dengan warna serta pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya. Namun demikian, di masyarakat poster lebih banyak digunakan untuk kepentingan propaganda bisnis, promosi, sosial dan penanaman-penanaman nilai di masyarakat. Misalnya poster yang bertema dilarang merokok, hindari obat-obatan terlarang, membeli produk dalam negari, membeli produk sebuah perusahaan tertentu, gerakan keluarga berencana, dan lain-lain. Dengan visualisasi yang kuat dan menyentuh banyak masyarakat yang tergerak hatinya untuk melakukan seperti yang di informasikan dalam poster .
Kekuatan poster ini kemudian dimanfaatkan pula untuk kepentingan pembelajaran. Banyak poster-poster yang sengaja dipasang dilingkungan sekolah baik diluar kelas atau didalam kelasyang bertujuan agar siswa dapat berperilaku positif, berdisiplin yang baik, memiliki nilai positif dan memiliki pengetahuan tentang sesuatu hal. Misalnya : poster tentang cara pennggulangan demam berdarah, poster tentang gaya hidup bersih, dan lain-lain.
Poster yang dibuat untuk pendidikan pada prinsipnya merupakan gagasan yang diwujudkan dalam bentuk ilustrasi objek gambar yang disederhanakan yang dibuat dengan ukuran besar. Tujuannya untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau memperingatkan pada gagasan pokok,fakta atau peristiwa tertent. Posret perlu di disain dengan memperhatikan perpaduan antara kesederhanaan dengan dinamika yang ada ditambah dengan warna yang mencolok dan kekontrasan yang tinggi sehingga mudah terbaca dan menarik perhatian.
Secara umum poster memiliki kegunaan yaitu :
1. Memotivasi siswa.
Dalam hal ini poster dalam pembelajaran sebagai pendorong atau memotivasi kegiatan belajar siswa. Pesan poster tidak berisi tentang informasi namun berupa ajakan, renungan dan persuasi agar siswa memiliki dorongan yang tinggi untuk melakukan sesuatu diantaranya belajar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan.
2. Peringatan
Dalam hal ini poster berisi peringatan-peringatan terhadap suatu pelaksanaan aturan hukum, aturan sekolah, atau peringatan-peringatan tentang sosial, kesehatan atau bahkan keagamaan. Misalnya “ Shalatlah anda sebelum anda dishalatkan”.
3. Pengalaman kreatif
Proses belajar mengajar menuntut kreatifitas siswa dan guru, pola pembelajaran klasikal yaitu siswa hanya diberikan informasi dari guru saja, tidak membuat pembelajaran lebih baik dan kreatif. Melalui poster pembelajaran bisa lebih kretif,siswa ditugaskan untuk membuat ide,cerita, karangan dari sebuah poster yang dipajang. Diskusi kelas akan lebih hidup manakala guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan diskusi.
2. Kelebihan dan Kekurangan Media Poster
Kelebihan dari media poster adalah :
- Poster dapat dibuat di kertas, kain, kayu, seng dan semacamnya
- Pemasangannya bias di kelas, di luar kelas, di pohon, di tepi jalan dan di majalah
- Ukurannya terserah tergantung kenutuhan
Kekurangan dari media poster ini adalah :
1. Hanya menekankan persepsi indera mata.
2. Jika bendanya / gerakannya kompleks kurang efektif untuk pembelajaran.
3. Penggunaan Poster Dalam Pembelajaran
Menggunakan poster untuk pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Digunakan sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini poster digunakan saat guru menerangkan sebuah materi kepada siswa, begitu halnya siswa dalam mempelajari materi menggunakan poster yang disediakan oleh guru. Poster yang digunakan ini harus relevan tujuan. Poster disediakan guru baik dengan cara membuat sendiri maupun dengan cara membeli. Dalam penggunaannya poster dipasang ditengah kelas pada saat dibutuhkan dan ditanggalkan lagi setelah pembelajaran selesai. Misalnya guru membelajarkan siswa menulis karangan narasi tentang pentingnya buang sampah pada tempatnya. Kemudian guru memasang sebuah poster tentang akibat membuang sampah sembarangan. Guru menugaskan siswa untuk mengamati poster tersebut lalu kemudian siswa diperintahkan untukmembuat karangan berdasarkan poster tersebut .
2. Digunakan diluar pembelajaran yang digunakan untuk memotivasi siswa sebagai peringatan, ajakan untuk melakukan sesuatu yang positif dan penanaman nilai-nilai sosial dan keagamaan. Dalam hal ini poster tidak digunakan dalam pembelajaran namun dipajang di dalam kelas atau disekitar sekolah ditempat yang strategis agar terlihat dengan jelas oleh siswa. Misalnya ajakan untuk rajin menabung, membuang sampah pada tempatnya, mengingatkan untuk melaksanakan ibadah, tidak mencontek dan lain-lain.
Perbedaan antara poster yang digunakan dalam pembelajaran dan diluar pembelajaran tidak memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaannya hanya pada penyimpanan, dan tema-tema yang dipilih, untuk poster pembelajaran biasanya mengangkat tema-tema yang spesifik sesuai dengan kurikulum, sedangkan poster untuk pajangan biasanya menggunakan tema-tema umum dan universal sehingga tidak lapuk oleh zaman. Kedua jenis poster tersebut jika dilihat dari teknik dan prinsip-prinsip pembuatannya sama tidak memiliki perbedaan.[6]
BAB III
KESIMPULAN
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian – bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-ide nya kedalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
Manfaat Sketsa diantaranya adalah menarik perhatian pembelajaran menghindari banyak verbalisme memperjelas sajian pesan kepada pembelajar, dll. Penggunaan sketsa dalam aktivitas pembelajaran, pengajar dapat menjelaskan sesuatu secara lisan atau verbal. Sketsa juga mempunyai kelemahan yaitu hanya menekankan persepsi indera mata, jika bendanya / gerakannya kompleks kurang efektif untuk pembelajaran, ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Sedangkan kelebihannya antara lain sifatnya kongkrit, dapat mengatasi ruang dan waktu, dapat mengatasi pengamatan mata, dapat menjelaskan masalah, murah dan mudah.
Poster adalah gabungan antara gambar dan tulisan untuk menarik minat masyarakat. karya seni atau desain grafis yang mamuat komposisi dan huruf diatas kertas berukuran besar. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster dapat dibuat diatas kertas, kain, batang kayu, seng, dan lain-lain. Pemasangannya bisa di kelas, diluar kelas, dipohon, ditepi jalan dan di majalah. Ukurannya bermacam-macam, tergantung kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Nirwana Anas,syariah hafizoh.Diktat Media Pengajaran,Medan,2009.
Rudi susilana, Cepi Riyana.Media Pembelajaran.Bandung : CV.Wacana Prima,2007
Sadiman,Arief S.dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,), Jakarta :PT RajaGrafindo Persada, 2005.
www. Google. Langkah-langkah membuat sketsa. Com.
http://students.blog.unnes.ac.id/septiarm/
[1] Nirwana Anas,syariah hafizoh.Diktat Media Pengajaran,Medan,2009. Hal 28
[2] Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,), Jakarta:,PT RajaGrafindo Persada,2005. Hal 33
[4] www. Google. Langkah-langkah membuat sketsa. Com.
[5] Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,), Jakarta:,PT RajaGrafindo Persada,2005. Hal 46
[6] Rudi susilana, Cepi Riyana.Media Pembelajaran.Bandung : CV.Wacana Prima,2007. Hal 187
Tidak ada komentar:
Posting Komentar